Sabtu, 03 Maret 2012

Pilihan Program Studi Terbaik


          Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas islam di Bandung. Pada awalnya saya mendaftar SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tingggi Negeri) di tahun 2009 dengan beberapa pilihan prodi (program studi) yang bisa dikatakan muluk-muluk. Yang pertama Tekhnik Industri ITB (Institut Tekhnologi Bandung) dan yang kedua Tekhnik Elektro UPI (Universitas Pendidikan Indonesia). Saya mengatakan kedua pilihan itu terlalu muluk-muluk, karena baru setelah seleksi itu selesai saya menyadari kemampuan saya yang tidak begitu berprestasi semasa di Sekolah menengah. Saya yang berasal dari salah satu Sekolah menengah swasta yang berada di kabupaten Bandung, sebelumnya saya tak pernah berpikir apakah saya mampu atau tidak, melainkan gengsi yang bisa saya dapat ketika
masuk ke salah satu Universitas berkualitas tinggi tersebut. Bisa dikatakan pemikiran saya yang belum dewasa pada saat itu. Akhirnya hasilnya nihil, memang ketika tes pun saya merasakan sangat kewalahan menghadapi soal-soal yang diberikan, terutama di bidang Sains seperti Fisika dan Kimia. Banyak do'a yang saya lontarkan, juga usaha yang cukup keras yang saya rasa sudah dilakukan pada waktu itu namun apalah daya, kemampuan saya tidak sampai untuk bisa masuk ke salah satu Universitas tersebut.

         Selang satu tahun di masa pengangguran, saya memang banyak berpikir, apa yang mesti saya lakukan untuk mendapatkan masa depan yang cerah, selama itu, saya juga memasukan lamaran kerja ke beberapa pabrik atau perusahaan, namun tidak ada satu pun panggilan kerja yang saya dapatkan. Akhirnya penanggalan SNMPTN kembali menjumpai, memang sejak pengumuman ketidak lulusan saya di tahun sebelumnya, saya berniat akan mencobanya lagi di tahun berikutnya. Bersama seorang teman dekat yang mendampingi saya di warnet untuk mendaftar, saya dihadapkan lagi dengan pilihan prodi yang mesti saya isi. Pada saat itu saya lebih banyak berpikir, mana yang sesuai dengan kemampuan saya hingga saya bisa memperdalam ilmu saya tersebut. Pilihan pertama UPI dengan program studi Tekhnik Elektro, pilihan kedua UPI dengan program studi Ilmu Pengetahuan Sosial dan yang ketiga UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Gunung Djati Bandung dengan program studi  Bahasa dan Sastra Inggris. Saya memang mengambil jalur IPC (Ilmu pengetahuan Campuran) di SNMPTN kali itu supaya dapat memilih tiga pilihan sekaligus. Entah mengapa saya ingin memilih program studi di pilihan ketiga tersebut, seingat saya, saya bingung dan bertanya pada teman saya, "pilihan ketiga apa yah?" Dan entahlah seperti apa cerita seterusnya namun akhirnya prodi itu yang saya pilih.


          Akhirnya saya di terima pada pilihan ketiga, di UIN dengan prodi yang saya pilih. Saya sangat senang dan bersyukur tentunya bisa terpilih. Namun setelah masuk banyak sekali bisikan dari teman-teman yang merendahkan fakultas serta prodi kami. Namun sama sekali saya tak termakan omongan orang dengan begitu saja. Saya berprinsip pada diri saya sendiri, bahkan saya bertanya pada Tuhan tentang pilihan saya ini. Jawaban yang saya temukan sendiri amatlah mudah. Setelah beberapa saat berpikir, ini bukan pilihanku, melainkan jalan yang di pilihkan Tuhan ku, aku bisa lebih mengenal agama ku, serta ilmu dunia yang memang diperlukan untuk berkehidupan di dunia. Saya serasa mendapat hikmah yang begitu besar. Kemudian setelah beberapa lama, saya berpikir kembali, saya seketika sadar, begitu besar ketertarikan saya terhadap bahasa Inggris. Mulai dari Film-film yang saya tonton, serta lagu-lagu yang kebanyakan saya suka, berasal dari negara di benua eropa. Walaupun tak begitu banyak dasar yang saya ketahui pada waktu itu namun saya yakin, saya mampu. Beberapa orang teman di berbeda Fakultas memang sedikit menganggap remeh lulusan dari program studi yang saya pilih. Namun dalam benak saya, ini adalah jalan yang di pilihkan oleh Tuhan, kemudian, kualitas kelulusan seseorang itu bukan di lihat dari Fakultas serta Jurusan yang menaunginya pada saat kuliah, karena memang banyak juga lulusan dari Universitas hebat pun yang menjadi pengangguran pada akhirnya. Namun niat, usaha yang kuat, kemampuan yang secara terus menerus dikembangkan, itu lah yang menentukan seseorang itu akan berkualitas atau tidak seketika setelah mereka lulus. Sekali lagi, diri kita lah yang mesti secara terus menerus di godok, di peruncing, agar kemampuan kita lama-lama semakin meningkat, maka kita harus beroptimis meningkatkan diri.



by : Moch Zaenal

1 komentar: