Selasa, 20 Maret 2012

Ringkasan dan Analisis "My Son the Murderer"


Ringkasan

        Cerpen ini bercerita tentang seorang ayah (Leo) yang memiliki hubungan yang sulit dengan anaknya (Harry). Leo berumur 59 tahun dan hari 22 tahun baru saja lulus dari universitasnya. Leo hawatir akan anaknya, sehingga ia terus mengawasinya. Harry dapat merasakan kehadiran ayahnya yang terus-terusan berdiri di depan kamarnya dari ia bangun tidur sampai ia kembali tidur. Ayahnya berdiri di depan kamarnya berusaha mendengarkan apa yang di lakukan Harry. Harry merupakan seorang yang pendiam, dia kesepian. Ayahnya merasa dia orang asing karena ia tidak mengijinkan ayahnya mengetahui keperibadiannya secara mendalam. Sesekali Harry membuka pintu kamarnya dan menemukan ayahnya berdiri di depannya, dan ia bertanya mengapa ayahnya tidak pergi bekerja. Leo memang sengaja mengambil cuti di tahun itu, ia begitu hawatir dengan keadaan anaknya, menurutnya Harry merupakan tawanan akan keputusannya sendiri, karena ia tak membuka dunia luar masuk ke dalam dirinya. Leo bekerja sebagai juru tulis di sebuah kantor pos.

       Isteri Leo, ibu harry menghabiskan waktunya bersama putrinya karena putrinya itu mengalami kehamilan yang buruk, ia harus menjaga cucu-cunya yang lain karena, ibunya harus beristirahat total dalam keadaan hamil. Isteri Leo sangat hawatir dengan keadaan Harry, karena semenjak ia lulus kuliah ia sangat menutup diri, diam sepanjang hari didalam kamarnya waau sesekali ia pergi berjalan-jaln ke luar. Ibunya menyuruhnya untuk mencari pekerjaan namun setiap ada tawaran kerja ia selalu menolaknya, ia selalu tidak merasa cocok dengan pekerjaan itu, dan ia sama sekali tidak mau membicarakan soal pekerjaannya.
Harry menyaksikan berita perang setiap hari. Ia berkata ini merupakan perang yang sangat besar di layar yang kecil, terdapat hujan bom dan api semakin lama semakin berkobar. “terkadang aku membungkukan badan dan menyentuh perang dengan tanganku, tangan ku menunggu kematian”.

          Hawatir akan anaknya merupakan penyiksaan yang terburuk bagi Leo, jika ia hawatir akan dirinya sendiri ia tahu apa yang mesti di lakukan tapi ketika ia menghawatirkan orang lain, ia tidak tahu bagaimana jalan pikiran orang itu. Leo mencoba bernostalgia tentang kenangan semasa kecilnya dengan Harry tapi ia sama sekali tak ingin mengingat hal itu. Suatu waktu Leo mengikuti Harry berjalan-jalan, Harry pura-pura tidak tahu kalu ayahnya membuntutinya, hingga sampai kembali kerumah, ayahnya mendaptkan beberapa surat, ia berharap salah satu surat itu dari Harry untuknya tapi tak ada satupun, yang ada hanya surat temannya yang meminta buku yang dipinjam Harry enam bulan yang lalu segera dikembalikan. Leo menawarkan untuk membukakan surat itu untuknya namun Harry marah, ia tak ingin ayahnya terlalu mencampuri urusan pribadinya. Leo diam-diam membaca surat untuk Harry tersebut, dan mencoba untuk merekatkannya lagi dengan lem, namun Harry memergokinya dan ia marah, mengambil surat itu dari tangan ayahnya dan merobeknya, ia mengancam akan membunuh ayahnya jika ia selalu mengikutinya/mencampuri urusan pribadinya.

           Leo mencari anaknya ke kamarnya, menemukan surat balasan untuk temannya jika ia masih mengirimi suratseperti itu lagi ia akan membunuhnya. Leo bergegas menyusul anaknya yang pergi. Ia kembali membuntutinya, dan akhirnya ia menemukan anaknya berdiri di pantai dengal alas kaki terbuka. Leo berlari kearahnya dan ia meminta maaf karena telah membaca suratnya. Harry tidak mengatakan apa-apa, Leo mengatakan ia takut. Topi leo jatuh dan terhempas angin, ia mengejarnya dan kembali menuju Harry dengan terengah-engah, kalo itu dia menangis, dan mengatakan kepada Harry, “hidup ini memang sulit, satu-satunya jalan adalah kematian, tapi setelah mati kau tidak bisa berbuat apa-apa, maka hidup lebih baik Harry.” Leo meminta Harry untuk pulang, dan Leo pergi meninggalkan anaknya.

Analysis

      Dalam cerita ini hampir tidak ada informasi yang berlebihan. Hanya menceritakan ketegangan antara seorang ayah dan anaknya. Namun, cerita ini rumit terstruktur dengan sudut pandang yang bergantian antara ayah dan anaknya. Cerita ini mengisahkan keterasingan yang tragis antara anak dan ayah yang berlatarkan perang vietnam yang sedang berlangsung pada masa itu. Sedikit dan amat dipilah-pilah informasi akan itu dalam cerita ini tapi itulah yang menciptakan efek yang sangat kuat. 

         Sang ayah dalam cerita ini tentu lebih tua dan memiliki pengalaman yang lebih, dalam menghadapi perang ia masih bisa tegar, karena dalam pernyataany hidup masih lebih baik daripada mati. Sedangkan anaknya yang masih muda, takut akan perang yang sedang terjadi, yang sering ia tonton di tv. Bahkan mungkin dia tidak bisa menjelaskan apa yang ia rasakan, maka dalam menanggapi ayahnya ia hanya diam, keras kepala.



by: Moch Zaenal
 

referensi: Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar