·
Shalman Rushdie
a. Penjelasan Singkat
Shalman Rushdie merupakan penulis
novel berdarah India-Inggris, lahir di India, Mumbai 1947. Salah satu pengarang
yang penting di akhir abad 20. Kebanyakan tulisannya beraliran realisme magis.
Salah satu karyanya yang di kenal dan booming adalah Midnight’s Children, yang memenangi banyak penghargaan termasuk
menjadi finalis di ajang Booker Prize. Namun ada satu karya lainnya yang sangat
menuai kontroversi, sampai-sampai darahnya menjadi halal untuk umat islam
(boleh di bunuh) karyanya itu berjudul The
Satanic Verses. Di sekitar akhir abad pertengahan itu fatwa Ayatollah
Khoemini, pemimpin negeri Iran tahun 1989, yang menghalalkan Shalman Rushdie
untuk di bunuh, karena, dalam novelnya yang satu itu, syarat akan penghinaan
terhadap umat Islam, menghina nabi Muhammad S.A.W, yang di duga dalam ceritanya
tersebut di gambarkan dengan tokoh Mahound.
b.
Komentar Kritis
Saya hanya membaca sinopsisnya.
Berikut saya sertakan dari salah satu website yang mengutipnya, Dalam kilas balik kehidupan Mahound yang
berseting di Jahiliyah yang berupa mimpi atau penglihatan dari
Gibreel, dikisahkan bahwa sang "Messenger" (perantara) dihadapkan
pada pilihan sulit untuk berkompromi dengan adat politeisme. Pada saat ia ingin memperkenalkan sistem monoteisme yang diwahyukan kepadanya, hal tersebut ditentang oleh masyarakat
setempat. Pada puncaknya ia harus memilih antara mengakui ketiga dewi utama
Jahiliyah (Allat - bentuk wanita dari Allah, Uzza, dan Manah) sebagai setara dengan Allah dan … (Wikipedia)
Membaca
kutipan sinopsi di atas, jika di pikir secara gambalang dan benar-benar realis,
jelas sekali, sepertinya cerita tentang gambaran Nabi, Islam, semuanya di
plesetkan dalam karyanya tersebut. Tentunya umat islam akan marah
sebesar-besarnya. Namun, di lihat dari segi karya sastra, di mana terkadang
sastra hanya fiktif belaka, yang kemudian di Inggris, karyanya tersebut begitu
sangat di hargai, adalah ketika karya tersebut menjadi sesuatu yang harus di
pikirkan, sedangkan untuk umat Islam, itu adalah keyakinan, haruslah di yakini
bukan di pikirkan karena ada hal-hal yang tak dapat di jangkau oleh pikiran.
Maka, secara sastra karyanya tersebut sah-sah saja, bahkan di nilai bagus
karena kesemuanya bisa menjadi bahan pemikiran namun secara Islam itu menjadi
ancaman, karena tersisipkan bumbu-bumbu yang
bisa menghancurkan keimanan.
c. Dugaan-dugaan
Ada banyak hal yang bisa di
terka/di duga, terutama mengenai penulisnya tersendiri, Shalman Rushdie.
Setelah terbitnya novel tersebut, sehingga ia mendapat ancaman yang begitu
keras, sehingga pemimpin Iran menyebutkan bahwa Shalman telah murtad, kemudian
ia menulis essay yang menyatakan bahwa dirinya masih Islam, sama sekali tak
bermaksud menghina Islam apalagi murtad. Di duga ia membuat karya tersebut
untuk menjadi bahan pemikiran namun justru untuk memperkuat iman. Dugaan lain
adalah ia memang seseorang yang sengaja menyisipkan bumbu-bumbu untuk
menghancurkan Islam dalam karyanya tersebut.
d. Pendapat dan Kesimpulan
Memang secara sastra semuanya bisa
menjadi sah. Namun ketika menyentuh ranah religi/agama tidak bisa seenaknya
mencantumkan apa-apa yang bisa di tulis. Seperti di sebutkan di atas
dugaan-dugaan bisa saja memungkinkan namun tetap bisa menjadi kesalah-gunaan
bagi para pembacanya.
Shalman Rushdie benar-benar meramaikan akhir pertengahan abad 20 dengan
karyanya yang menuai kontroversi. Sebagai pembaca yang kritis kita harus bisa
menilai dari berbagai segi sebagai bahan pertimbangan untuk menjadi bahan
pelajaran yang bisa kita ambil dari dalamnya.
·
Anita Desai
a. Penjelasan Singkat
Anita Mazumdar merupakan nama asli
dari Anita Desai yang dikenal banyak orang sebagai seorang novelis ternama di
sekitar akhir pertengahan abad 20. Ia terkenal karena ceritanya banyak
mengambarkan kehidupan batin seorang wanita. Tidak seperti novelis di atas yang
menuai kontroversi Anita banyak menulis karya dengan tema-tema seperti
hilangnya tradisi, kehidupan perempuan, kemudian pandangan barat terhadap India
yang stereotip. Karya pertamanya; Cry, The Peacock, membuatnya menjadi pemenang
dalam Sahitya Academy Award. Karyanya
itu sebagai penyemangat para penulis India untuk menulis dalam bahasa Inggris.
Kemudian dalam karya lainnya yang menyentuh dua kebudayaan yang kontras,
Amerika dan India; Fasting, Feasting, yang
dari judulnya pun sudah terlihat kontrasnya, puasa,mengenyangkan. Di yakini itu lah yang menjadi kontras dua
budaya.
b. Komentar Kritis
Lewat karyanya ia menjadi penyemangat terutama bagi kaum wanita untuk
menjadi penulis hebat seperti dirinya. Kemudian melihat dari karya-karyanya
yang banyak mengenai perempuan, bahwa pada masanya, akhir pertengahan abad 20
itua, kaum wanita di rendahkan atau tak di akui kekuatannya atau tak di lihat
apa kebisaannya, ini lah yang disebut kita bisa melihat sejarah melalui karya
sastra. Selain itu ia juga menyentuh beberapa aspek budaya terutama India dan
Amerika, bahwasanya sejak dulu ada kesenjangan/perbedaan yang kontras mengenai
kedua budaya tersebut.
c. Dugaan-dugaan
Melihat pembahasan di atas dugaan yang memungkinkan adalah bahwa Anita
ingin menyorot kehidupan perempuan yang banyak di remehkan pada masanya,
kemudian dugaan mengenai kebudayaan Amerika, yang mana yang patut di contoh dan
di lestarikan, karena melihat dari karya-karyanya ada yang menyentuh mengenai
hilangnya tradisi.
d. Pendapat dan Kesimpulan
Melihat Anita Desai yang begitu
gigih berusaha mengangkat derajat wanita di mata dunia sangatlah mengagumkan.
Melalui sastralah ia memilih(terpilih) hingga menghasilkan banyak karya di
masanya. Sungguh patut menjadi contoh bagi wanita-wanita yang ingin menjadi
penulis.
Kemudian, dapat di simpulkan karya-karyanya
ini memang di maksudkan untuk mengangkat derajat wanita di mata dunia. Sebagai seorang penulis wanita ia menulis apa
yang dirasakan oleh seorang wanita. Seperti itulah yang terjadi pada sekitar
akhir pertengahan abad 20, terutama di Asia, banyak kesusastraan yang menjadi
pembangun di daerahnya masing-masing, ada juga yang menuai kontroversi.
by: Moch Zaenal
Source: Wikipedia
by: Moch Zaenal
Source: Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar