Aku bermalam di tepi khayalan
lemah pandangan ku lihat indahnya terang
waktu yang mengganti musim datang
bukan musim yang menentukan seperti sekarang
khayal ku tak begitu saja berhenti
aku berbaring di padang rumput pagi
sinar hangat terasa lekat menyinari
bukan panas yang terasa sangat membakar pori
gemercik air nyaman menyirami
ku ingat di padang itu aku berlari
sebuah bangunan tinggi yang ku jumpai kini
diterpa badai ia masih siap berdiri
sehabis ku lewati sore indah yang diterpa hujan
ku pandang pelangi yang begitu indah membentang
hilang rasanya penat ku akan angan yang selalu terbayang
seperti badai kini, yang menyapu lembayung sore yang datang
yakin ku, rumput yg ku injak dulu selalu senang
tak seperti hari ini ia selalu merasa akan ditebang
anak kita hari ini tak akan merasakan alam yg riang
berguling diatas daun kecil bersenang-senang
kini gelisah ku di pagi hari berkawan awan mendung
hasrat manusia akan keindahan alam termakan nafsu yg menggelembung
bukan lagi hujan yang jatuh tertahan oleh payung
namun air mata sang awan yg bergelimang yg semakin termenung
semakin dekatlah kita menuju hilangnya semesta alam
by : Moch Zaenal
by : Moch Zaenal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar